Senin, 10 Juni 2013

Aspek Psikososial Diabetes Melitus


Aspek Psikososial Diabetes Melitus
E E Young and C N Unachukwu
Kesejahteraan psikologis itu sendiri merupakan tujuan penting perawatan medis, dan faktor psikososial relevan hampir semua aspek manajemen diabetes. gaya hidup gangguan, seperti diabetes, yang kronis dan memerlukan tolok ukur yang berbeda untuk manajemen. akut medis kondisi yang biasanya telah ditetapkan poin onset, tentu saja, menyembuhkan, atau kematian. Gangguan gaya hidup yang tidak begitu baik de- didenda, mereka juga tidak semata-mata tergantung pada perawatan medis.Perubahan gaya hidup sama-sama penting selain medis intervensi dalam pengelolaan kronis gangguan medis. Partisipasi pasien sangat penting dalam pengelolaan diabetes. Selain perubahan gaya hidup, pasien juga diharapkan untuk berlatih self-monitoring pengobatan dan terlibat dalam aspek-aspek lain dari pencegahan- tion komplikasi, seperti perawatan kaki yang tepat. semua ini mungkin muncul sangat memberatkan pasien dan ini bisa berdampak negatif pada perasaan keseluruhan kesejahteraan.

Psikologis aspek hidup dengan Diabetes
Diabetes membuat banyak tuntutan pada gaya hidup dan pose melemahkan dan komplikasi yang mengancam jiwa yang,keseluruhan memiliki dampak negatif pada pasien kesejahteraan dan kehidupan sosial. Di beberapa bagian dunia berkembang dengan kesehatan yang buruk dan dukungan sosial, ekonomi konsekuensi hidup dengan diabetes bisa sangat besaruntuk pasien, yang mengarah ke perawatan yang tidak memadai dan sub- sequent pengembangan komplikasi. Gaya hidup manajemen diabetes melibatkan berat badan re- produksi pada pasien obesitas atau kelebihan berat badan dan perubahan dalam kebiasaan diet. Ini biasanya sulit untuk sebagian besar pasien dan membebankan beban psikologis pada mereka. Kurangnya pemahaman mengenai penyakit oleh rekan-rekan mereka, kolega, dan anggota keluarga juga membuat sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru mereka. Di beberapa bagian dari masalah dunia pengangguran mungkin membuktikan rintangan besar untuk pasien dengan diabetes. Beberapa pengusaha yang berprasangka dan bodohnya percaya diabetes yang akan menghasilkan kinerja yang buruk dan / atau biasa interupsi dan ketidakhadiran sebagai akibat dari sering rawat inap dan komplikasi. Diskriminasi bangsa di tempat kerja dilaporkan menjadi 5-11% dalam\ belajar di Switzerland.1 Diabetes juga meningkatkan risiko depresi. Dalam meta- analisis, kemungkinan mengalami depresi dua kali lipat dalam pasien dengan diabetes dibandingkan dengan mereka without.2 Kecemasan dan gangguan makan juga telah dilaporkan untuk umum pada pasien dengan diabetes.3 Pada KTT Internasional pertama Oxford Diabetes (2002), 4 hampir semua (98%) peserta yang mewakili kedokteran, politik, keperawatan, dan kelompok pasien menyerukan psikososial aspek diabetes untuk dimasukkan dalam nasional pedoman. Mereka mengemukakan bahwa faktor psikososial Sangat penting untuk hasil yang sukses dalam mengelola diabetes-
pemerintah. KTT ini dipicu oleh hasil tonggak FAJAR Study5 (Diabetes Sikap, Wishes dan Kebutuhan) pada dimensi psikososial diabetes. Studi DAWN adalah dunia internasional terbesar psikososial studi pada orang dengan diabetes. Ini termasuk 5000 orang dengan diabetes dan 3000 kesehatan diabetes profesional di 13 negara. Hasil dari Studi DAWN menunjukkan bahwa sebanyak 41% dari pasien memiliki psikologis yang buruk kesejahteraan. Ini psikologis- Masalah cal diakui oleh penyedia sebagai mempengaruhi pasien diabetes perawatan diri. Namun, meskipun ini, hanya sekitar 10% dari pasien menerima perawatan psikologis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa di seluruh dunia, bahwa pasien memiliki hubungan dengan anggota keluarga, rekan-rekan di tempat kerja mereka, atau kelompok teman-teman, adalah Faktor penting dalam meningkatkan pengertian pasien dengan baik menjadi, dan mengarah ke lebih efektif manajemen diri diabetes. Orang-orang tanpa jaringan seperti dukungan, terutama mereka yang tinggal sendiri, tidak mungkin untuk mengelola penyakit mereka secara efektif. Selain itu, keanekaragaman antara pasien, menunjukkan bagaimana perbedaan dalam sehari-hari kehidupan dan psikologi mempengaruhi swakelola dialog- betes, menunjukkan kebutuhan untuk dukungan emosional yang berbeda paket untuk berbagai jenis pasien. Tampaknya ada ada praktek terbaik universal.

Kualitas hidup pasien dengan diabetes
Kualitas hidup sulit untuk mendefinisikan. Hal ini lebih komplikasi-kasikan oleh istilah terkait yang digunakan secara bergantian, seperti serta-makhluk, status kesehatan, dan kepuasan. Bagaimana kualitas kehidupan diukur? Generik kualitas instrumen hidup memberikan gambaran luas kesehatan dan illness.6 Berbagai bentuk divalidasi tersedia khusus untuk diabetes: diabetes kualitas ukuran hidup, kesejahteraan pertanyaan- Naire, diabetes pengobatan kuesioner kepuasan,\ psikologis penyesuaian dengan diabetes, diabetes-spesifik kesehatan keyakinan, dirasakan kontrol atas diabetes, hambatan diabetes diri kesehatan, etc.7 Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menilai kesehatan terkait kualitas hidup pada pasien dengan diabetes.8-10 Dalam umum, penelitian ini telah mampu menunjukkan mengurangi kualitas hidup pada pasien dengan diabetes.5 Pasien dengan diabetes juga telah dilaporkan memiliki tinggi kejadian depresi dan kecemasan dibandingkan umum Populasi dari age.11 sama Sebuah studi tentang dampak diabetes pada kualitas keseluruhan kehidupan mengidentifikasi empat tema utama: 12 pembatasan, yang berbeda dari orang lain emosi, negatif, dan adaptasi- tion. Remaja yang paling peduli tentang makanan pembatasan, dan khawatir sebagian besar tentang masa depan,
khusus diabetes komplikasi. Lama remaja, Namun, memiliki kekhawatiran yang lebih rendah dan memiliki kualitas yang lebih baik dari hidup. Sebuah studi multi-nasional dari 17 negara dan 21pusat yang melibatkan 2101 remaja antara usia dari 10 dan 18 menunjukkan bahwa kontrol glikemik yang lebih baik adalah terkait dengan kekhawatiran sedikit, kepuasan yang lebih besar, dan kesehatan yang lebih baik perception.13 Studi pada orang tua dari anak-anak dengan diabetes tipe 1 menunjukkan bahwa orang tua dan anggota keluarga dekat menghadapi stres fisik, psikologis, dan sosial, terutama dalam hal ini sangat young.14 dengan dampak terbesar adalah frekuensi memberitahu orang lain tentang anak diabetes, dan kekhawatiran terbesar adalah mungkin de-Pembangunan komplikasi diabetes. Orang tua dari anak usia sekolah memiliki kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua remaja. Orangtua dipekerjakan strategi mengatasi berbagai seperti masalah planful pemecahan penilaian kembali, positif dan dukungan sosial seeking.15
Kualitas hidup penderita diabetes secara signifikan berkurang di hadapan kedua mikrovaskuler dan mac-rovascular complications.3-5 Buruk kualitas hidup dalam pasien disebabkan efek psikologis berkurang kesejahteraan umum, kurangnya penerimaan dan dukungan dari anggota keluarga, perasaan pembatasan ketika mematuhi dengan pengobatan, dan self-monitoring strategi antara orang lain.3 Vileikyte melaporkan kualitas hidup yang buruk di pa-pasien dengan kaki involvement.10 Pengkajian pasien dengan neuropati diabetes menggunakan Kesehatan Nottinghamyang memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini. Diagnosis penyakit kronis seperti diabetes mungkin memiliki dampak negatif pada persepsi individu dengan baik-makhluk, sebuah penelitian dilakukan untuk menentukan efek yang baru didiagnosa dengan diabetes. Itu studi skrining dilakukan pada pasien rawat jalan laki-laki di Durham Veterans Medical Center di Amerika Serikat. kami- ing bentuk hasil penelitian medis singkat 36 (SF-36)
Instrumen tahun 1253 pasien, skrining untuk diabetes adalah terbukti memiliki minimal 'efek pelabelan. '17 Sebuah studi kemudian oleh Eborall et al, 18 mengkonfirmasi temuan ini dan melaporkan bahwa skrining untuk diabetes tidak memiliki nega-signifikan tive psikologis hasil dan bahwa dengan tepat konseling dan tindak lanjut, skrining tidak necessar- ily meningkatkan kekhawatiran atau mempengaruhi kesejahteraan. Snoek et al20 menilai dampak dari diagnosis diabetes pada psikologis kesejahteraan dan kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup (HRQOL) sekitar 2 minggu setelah diagnosis dan perubahan dibandingkan pada kesejahteraan antara skrining- terdeteksi subyek dan mereka tidak ditemukan memiliki diabetes.
Ditemukan bahwa skrining terdeteksi-subyek tidak khawatir dengan diagnosis mereka dan tidak merasakan Penyakit menjadi parah. Demikian pula Edelman et al20 melaporkanbahwa satu tahun setelah pemberitahuan, HRQOL tidak berbeda untuk pasien dengan diagnosis baru diabetes dan orang-orang ditemukan tidak memiliki diabetes.
Pendidikan tentang pencegahan utama dalam keturunan orang dengan diabetes tipe 2 mengakibatkan peningkatan kesadaran tentang risiko pribadi, namun tidak menyebabkan psikologis membahayakan. Sebuah studi awal oleh Knowler21 memperingatkan terhadap yang tidak menguntungkan aspek skrining. Namun, dari di atas tampak bahwa skrining untuk diabetes di populasi umum di sebagian besar individu tampaknya menyebabkan tidak stres emosional atau lega. Sebuah penelitian retrospektif oleh Beeney et al22 menemukan bahwa diagnosis diabetes adalah menyedihkan bagi 60% responden dan 23% menginginkan lebih emosional dukungan pada saat diagnosis. Ini data, bagaimanapun, dikumpulkan secara retrospektif di luar-pasien dengan diabetes terbuka dan tidak bergejala individu pada tahap yang sangat awal penyakit.

Aspek-aspek psikologis dari treatmentTreatment diabetes adalah selalu urusan seumur hidup. Pa-pasien biasanya mengatakan ini di awal. Hal ini sering sulit bagi banyak orang untuk menerima bahwa mereka harus pada obat-obatan. Obat kepatuhan seperti pada penyakit kronis mungkin menjadi miskin dan ini mengakibatkan komplikasi jangka panjang dan kemudian miskin kualitas hidup. Hal ini bahkan lebih menyedihkan untuk mengetik 1 pasien yang tergantung insulin dan harus mengatasi dengan suntikan harian beberapa. Ini adalah situasi yang sulit untuk menyesuaikan diri dan sering hasil depresi. Dalam muda-pasien dengan diabetes pa beberapa dari mereka menghilangkan dosis insulin keluar dari kecerobohan dan `burn-out 'sehingga episode dari ketoasidosis.
Pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang sebelumnya dikelola lisan obat, pengenalan insulin untuk kontrol glikemik cenderung mengakibatkan tekanan psikologis dalam tion propor-besar pasien. Reaksi terhadap pengenalan insulinManagementThe pentingnya perawatan psikologis pasien diabetes tidak bisa lebih ditekankan. Dalam pedoman global untuk diabetes tipe 2 seperti yang direkomendasikan oleh International Dia- betes Federation24 rekomendasi tertentu dibuat untuk perawatan psikologis pasien. Ini dibagi menjadi pedoman untuk perawatan standar dan untuk perawatan yang komprehensif. standar asuhan Sebuah pendekatan pribadi-utuh harus diadopsi. Menjelajah situasi sosial, sikap, kepercayaan, dan kekhawatiran yang terkait diabetes dan perawatan diri masalah. Menilai kesejahteraan dan psikologis status (termasuk disfungsi kognitif) periodik dengan mempertanyakan atau divalidasi tindakan.
Diskusikan hasil dan implikasi klinis dengan orang dengan diabetes, dan temuan berkomunikasi untuk anggota tim lainnya jika diperlukan. Nasihat orang dengan diabetes dalam konteks diabetes yang sedang berlangsung pendidikan, dan perawatan, dan mengacu pada mental kesehatan profesional dengan pengetahuan tentang diabetes saat indi- berdedikasi. Indikasi mungkin termasuk: gangguan penyesuaian, depresi berat, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, kecanduan disfungsi, kognitif. komprehensif perawatan Hal ini mirip dengan perawatan standar. Namun mental spesialis kesehatan (psikolog) akan dimasukkan dalam diabetes multidisiplin perawatan tim untuk periodik menilai- pemerintah, dan untuk menyediakan lebih komprehensif psikologis penilaian, jika ada indikasi. Konseling akan seperti untuk standar perawatan, tetapi spesialis kesehatan mental dalam tim akan tersedia untuk menawarkan konseling psikologis, untuk berpartisipasi dalam rapat tim, dan untuk menasihati tim lain anggota mengenai isu-isu perilaku. Aspek psikososial perawatan diabetes dimasukkan untuk berbagai luasan dalam pedoman dari Canadian Diabetes Association25and untuk pertama kalinya pada tahun 2005 di American Diabetes Association standar care.26

Diabetes Kesimpulan adalah penyakit metabolik kronis yang seumur hidupmengharuskan manajemen gaya hidup dan pasien aktif partisipasi pation dalam pengelolaannya. The psikososial aspek hidup dengan diabetes telah diakui dalam beberapa tahun terakhir dan ini telah mendorong pembentukan pedoman untuk memastikan bahwa masalah tersebut diakui dan benar ditangani oleh praktisi medis merawat pasien dengan diabetes. Hal ini karena telah menyadari bahwa gangguan psikologis pada pasien berdampak negatif terhadap pada kualitas hidup mereka dan kemampuan untuk menangani aspek manajemen mereka. Hal ini menyebabkan kontrol glikemik yang buruk dan selanjutnya memburuk dalam kualitas hidup. Diharapkan manajemen yang tepat dari masalah ini akan menyebabkan lebih baik hasil pada pasien.

Rabu, 25 Januari 2012

Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini Abstrak

Akibat dari kurangnya asupan makanan baik dalam kuantitas maupun kualitas dapat menyebabkan gangguan terhadap proses-proses: pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, perilaku.struktur dan pola otak. makanan yang seimbang bagi anak-anak sesuai aktifitas olahraga yang digelutinya akan membantu dalam memperoleh energi yang dibutuhkan untuk gerak anak-anak. Anak usia dini memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas olahraga yang ditekuninya. Protein merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan anak usia dini.
protein memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, selain itu untuk mendukung aktifitas olahraga anak usia dini. Sejalan dengan manfaat protein sebagai zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, maka dibutuhkan 15%-20.% protein dari total kebutuhan atau keluaran per hari. Oleh karena itu anak usia dini perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi untuk kebutuhannya.
Pendahuluan:
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier. 2001:9). asupan makanan yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Susunan makanan yang salah dalam jumlah kuantitas dan kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah merupakan faktor utama (primer) masalah gizi. Akibat dari kurangnya asupan makanan baik dalam kuantitas maupun kualitas dapat menyebabkan gangguan terhadap proses-proses: pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, perilaku, struktur dan pola otak.
Menyangkut masalah anak-anak dan gizi, bagi mereka asupan makanan yang mengandung nilai gizi tinggi mutlak diperlukan untuk memelihara, menjaga kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan. Makanan yang seimbang bagi anak-anak sesuai aktifitas olahraga yang digelutinya akan membantu dalam memperoleh energi yang dibutuhkan untuk gerak anak-anak. Di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar.
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh pada perkembangan mental, kemampuan berpikir, dan menyebabkan ganguan otak secara permanen (Almatsier, 11:2002). Oleh karena itu pada masa pertumbuhan dan perkembangan diperlukan asupan yang tepat kuantitas maupun kualitas guna mendukung prestasi belajar mereka. Kekurangan energi yang berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktifitas (terutama aktifitas olahraga). Pada anak-anak permasalahan makan yang sering terjadi adalah sulitnya makan dengan teratur sesuai kualitas dan kuantitas makanan. Anak sekolah sering tidak sarapan terlebih dahulu dengan alasan tergesa-gesa, sudah terlambat. Apalagi remaja putri yang ingin menjaga tubuhnya tetap langsing sering meninggalkan pola makan dengan alasan takut gemuk, tampak tidak menarik.
Makanan pada anak-anak harus lebih diperhatikan zat gizinya  terutama protein yang membantu proses pertumbuhan tinggi badan, selain penyediaan untuk asupan pertumbuhan otak dan kecerdasan. Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.  Anak-anak biasanya susah makan (tidak mau makan) yang menggangu pertumbuhan mereka. Kebiasaan anak yang tidak makan secara teratur 3 x sehari akan menyebabkan lambung kosong, kadar gula darah menurun, lemas, sulit konsentrasi, gairah belajar menurun.
Pertumbuhan anak tidak menurut potensialnya, atau dengan kata lain mengalami kekerdilan disebabkan kurangnya protein yang dikonsumsi. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga anak-anak yang kekurangan protein otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari keadaan ekonomi rendah (Almatsier, 11:2002), dikarenakan konsumsi protein anak sosial ekonomi menengah ke atas lebih terpenuhi nilai gizinya. Pertumbuhan atau penambahan otot hanya mungkin bila tersedia asam amino yang sesuai termasuk untuk pemeliharaan dan pertumbuhan. Untuk itulah kita sebagai manusia yang kompeten di bidang olahraga tidak boleh menganggap sepele masalah makanan bagi anak-anak.
Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.     Ada beberapa asam amino mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Molekul protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.

Struktur Protein
Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992).
Sifat Protein
Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya : panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan, Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti misalnya etil eter. Daya larut protein akan berkurang jika ditambahkan garam, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah katoda. Dan sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anoda (Winarno. F.G, 1992).

Jenis – jenis Protein
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan menjadi:
a. Protein fibriler (skleroprotein)
Adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada gumpalan darah.
b. Protein globuler (steroprotein)
Adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
Protein dari sudut fungsi fisiologik yaitu berhubungan dengan daya dukung bagi pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan dapat dibedakan menjadi:
    1. Protein sempurna, bila protein sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Sangat diperlukan pada masa pertumbuhan.
    2. Protein setengah sempurna, bila protein sanggup  mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan. Protein yang memelihara jaringan yang rusak.
    3. Protein tidak sempurna, bila sama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
Fungsi dan Peranan Protein
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain:
1. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma lain.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008).
Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein. Ciri-ciri protein adalah sebagai berikut:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997).
Sumber Protein
Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung , jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat dan iso (usus halus dan usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak, tetapi ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Namun kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik untuk dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis burung lain serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani yang berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol (Sediaoetama. A.D, 1985). Sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa dan lain-lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu dengan mencampurkan dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis asam amino pembatasnya akan saling melengkapi kandungan proteinnya. Bila dua jenis protein yang memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain. Dua protein tersebut saling mendukung (complementary) sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih tinggi daripada salah satu protein itu. Contohnya yaitu dengan mencampurkan dua jenis bahan makanan antara campuran tepung gandum dengan kacang-kacangan, dimana tepung gandum kekurangan asam amino lisin, tetapi asam amino belerangnya berlebihan, sebaliknya kacang-kacangan kekurangan asam amino belerang dan kelebihan asam amino lisin. Pencampuran 1: 1 antara tepung gandum dan kacang-kacangan akan membentuk bahan makanan campuran yang telah meningkatkan mutu protein nabati. Karena itu susu dengan serealia, nasi dengan tempe, kacang-kacangan dengan daging atau roti, bubur kacang hijau dengan ketan hitam merupakan kombinasi menu yang dapat meningkatkan mutu protein.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada masa anak-anak terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara pesat, keduanya beriringan secara paralel. Menurut Supariasa, (2002:27). Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, besarnya tulang, kerangka, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai proses pematangan atau perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif, yaitu perubahan dalam struktur dan atau fungsi organ tubuh yang terlihat dari perilaku anak, seperti kemampuan memecahkan masalah (ingin mengambil mainan di atas meja yang tinggi dan tidak terjangkau lalu punya ide naik di atas kursi), berkomunikasi secara verbal (menceritakan pengalaman atau ide-ide yang ada di pikirannya). Selain komunikasi verbal dan kemampuan berpikir seperti yang dicontohkan di atas, hal lain yang termasuk pula dalam perkembangan adalah kreatifitas, reaksi emosi dan perilaku anak secara umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik, sedangkan perkembangan pada aspek pematangan organ, terutama kemampuan system syaraf pusat. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua yaitu faktor internal dan faktor ekternal seperti status gizi.
Aktifitas Olahraga
Aktifitas olahraga merupakan suatu kegiatan (olahraga) yang dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu, yang didalamnya terdapat proses penggunaan energi yang menunjang gerak. Olahraga membutuhkan kalori tertentu untuk mendukung supaya gerak dan aktifitasnya dapat tercapai secara maksimal. Aktifitas olahraga mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk: berprestasi, kesehatan, pariwisata, pertumbuhan dan perkembangan, kegembiraan dan kesenangan. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda, sehingga aktifitas olahraga yang dilakukan berbeda dalam intesitas, durasi, recovery, intervalnya.
Kesimpulan
Protein sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein juga dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak sehingga dapat meningkatkan fungsi belajar/kognitif anak. Proporsi makanan yang sehat sebaiknya mengandung 15-20% protein, yang dikomsumsi perharinya. Kebutuhan protein dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah nitrogen yang dikeluarkan melalui urine. Protein membantu mengganti sel tubuh yang rusak, pada aktifitas olahrga sering ditemukan beberapa kerusakan jaringan tubuh manusia dikarenakan cedera setelah melakukan aktifitas fisik seperti: sprain, strain, atupun faktur. Disinilah protein sangat diperlukan untuk aktifitas olahraga guna mengganti sel yang rusak, oleh karena itu anak usia dini sangat membutuhkan keseimbangan konsumsi protein untuk aktifitas olahraga yang dilakukan.
Daftar Pustaka
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta.
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Cameron, N. 2002. Human Growth and Development. California: Academic Press.
Gaman. M. 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gaman PM, Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Murdijati G, et al, penerjemah. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and Microbiology.
Hardinsyah dan Drajat, M. (1989). Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Wirasari.
I Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
Mcardle, D. (1986). Exercise Physiology Energy, Nutrition, and Human Performance. Second Edition. Philadelpia.
Page. D.S. (1997). Prinsip-Prinsip Biokimia. Edisi Kedua. Penerjemah R. Soendoro. Jakarta: Erlangga.
Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim. (http://www.heruswn.teachnology.com) diakses tanggal 5 Agustus 2010.
Sediaoetama, A. D. 1985. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian
Rakyat. Jakarta.
Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Jumat, 06 Januari 2012

pengaruh konsumsi suplemen bagi remaja

suplemen merupakan makanan tambahan, untuk memenuhi kekurangan zat-zat gizi yang dibutuhkan, namun tidak semua orang membutuhkan suplemen, karena dengan mengkonsumsi suplemen berlebihan, berdampak negatif terhadap kesehatan, lagi pula tidak semua suplemen aman dikonsumsi, untuk itu kita perlu berhati-hati memilih suplemen sesuai dengan kriteria yang ditentukan.http://www.ziddu.com/download/18108082/bab1pendahuluan.docx.html